PPK IPM Masih Dievaluasi: 15 Kabupaten Berpeluang untuk Berkembang

CIAMIS, (PR).- 4 Januari 2007

Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan mengatakan, belum bisa memberikan penilaian atas jalannya pelaksanaan program pendanaan kompetisi indeks pembangunan manusia (PPK IPM) 2006 di Kabupaten Ciamis maupun kabupaten lain penerima bantuan. Hal itu disebabkan karena saat ini, tim masih melakukan evaluasi yang diperkirakan baru selesai pada akhir bulan ini.

“Saya masih belum bisa memberi penilaian bagaimana jalannya program PPK IPM di Ciamis. Tetapi kalau melihat partisipasi para stakeholder, cukup baik. Tim masih melakukan evaluasi, belum final. Mungkin pada akhir Januari sudah selesai,” tutur Danny, Rabu (3/1) usai meresmikan Pasar Desa Komoditi Agro Jawa Barat di Desa Kaso, Kec. Tambaksari, Kab. Ciamis. Dalam kesempatan itu pula diresmikan Masjid Al-Amanah dan jumpa bakti gembira (Jumbara) kader PPK IPM se-Ciamis.

Menjawab apakah nantinya akan ada pemotongan dana bantuan untuk tahap kedua yang besarnya juga sama Rp 25 miliar, secara diplomatis Danny mengatakan masih menunggu hasil evaluasi. Melihat partisipasi masyarakat yang cukup antusias, ia berharap mudah-mudahan untuk tahap kedua tahun 2007 tidak dipotong.

Kab. Ciamis sendiri pada saat digulirkannya PPK IPM masuk dalam kluster 1, yakni mendapatkan dana Rp 25 miliar, direncanakan Tahun 2007 juga akan mendapatkan dana Rp 25 miliar.

“Kalau PPK IPM sudah berjalan satu tahun, akan dilakukan evaluasi untuk tahap berikutnya. Bila dianggap bagus bisa tetap mendapatkan Rp 25 miliar, tetapi kalau tidak bagus, bisa dikurangi. Kami tidak tahu nilai penilaian Ciamis. Mudah-mudahan tidak (dipotong),” ujarnya seraya menambahkan ada 15 kabupaten lain penerima dana PPK IPM yang tampaknya juga berpeluang bagus untuk berkembang pada tahap berikutnya.

Dalam PPK IPM, lanjutnya, yang berlomba sebetulnya bukan bupatinya, tetapi upaya masyarakatnya dalam tiga bidang yakni pendidikan, kesehatan, dan peningkatan daya beli. Termasuk di dalamnya adalah angka partisipasi serta antusiasme stakeholder.

Khusus untuk peningkatan daya beli, Danny mengatakan banyak faktor yang memengaruhinya. Tidak hanya dari dalam, tetapi juga dari ekonomi secara makro.

“Mudah-mudahan saja pemerintah bisa mengendalikan ekonomi makro dan moneter, dengan demikian keberhasilan program itu juga dapat dilihat. Di Ciamis, salah satu yang dapat dilihat adalah meningkatnya angka IPM menjadi 71,08 atau lebih tinggi dari IPM Jabar 69,5. Kita harapkan dengan dukungan semua pihak capaian IPM Tahun 2010 sebesar 80 dapat tercapai,” kata Gubernur Jabar.

Pengadaan sapi

Sementara itu, Bupati Ciamis Engkon Komara mengatakan, evaluasi pelaksanaan PPK IPM 2006 sudah berhasil meningkatkan IPM. Dia juga melaporkan adanya permasalahan PPK IPM dalam pengadaan sapi. Hal itu bukan karena kesalahan program, tetapi karena keterlambatan pengadaan sapi yang disebabkan karena ketatnya seleksi kiriman rekanan. Sapi yang tidak sesuai spesifikasi langsung ditolak. Dengan demikian sampai saat ini baru terealisasi sekira 150 dari 550 ekor sapi yang dibutuhkan.

“Program ini kan untuk menyejahterakan rakyat. Jadi sapi yang tidak sesuai spesifikasi, seperti kurang berat, kurang sehat, kurang tinggi dan persyaratan lainnya, kita tolak,” tuturnya.

Sementara saat peresmian Pasar Komoditi Agro di Desa Kaso, Kec. Tambaksari, gubernur mengharapkan, fasilitas sarana jalan harus mendapat perhatian penuh. Salah satu alasannya karena kawasan tersebut merupakan pintu gerbang masuk ke wilayah Provinsi Jawa Barat dari arah Jawa Tengah. (A-101)***